Saturday, March 24, 2012

Ginjal, Fungsi Ginjal, dan Katabolisme Polipeptida

Ginjal merupakan organ yang berbentuk seperti kacang, terletak retroperitoneal, di kedua sisi kolumna vertebralis daerah lumbal. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dibandingkan dengan ginjal kiri karena tertekan ke bawah oleh hati. Kutub atasnya terletak setinggi kosta 12, sedangkan kutub atas ginjal kiri terletak setinggi kosta 11. Setiap ginjal terdiri dari 600.000 nefron. Nefron terdiri atas glomerulus dengan sebuah kapiler yang berfungsi sebagai filter. Penyaringan terjadi di dalam sel-sel epitelial yang menghubungkan setiap glomerulus.

Gambar 1. Letak ginjal


Ginjal merupakan organ terpenting dari tubuh manusia maka dari itu ginjal mempunyai beberapa fungsi seperti : mengatur keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit dan asam basa dengan cara menyaring darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit, serta mengekskresikan kelebihannya sebagai kemih. Ginjal juga mengeluarkan sampah metabolisme (seperti urea, kreatinin, dan asam urat) dan zat kimia asing. Akhirnya selain regulasi dan ekskresi, ginjal juga mensekresi renin yang penting untuk mengatur tekanan darah, juga bentuk aktif vitamin D yaitu penting untuk mengatur kalsium, serta eritropoeitin yang penting untuk sintesis darah.

Kedua ureter merupakan saluran yang panjangnya 25 sampai 30 cm, yang berjalan dari ginjal sampai kandung kemih. Fungsi satu-satunya adalah menyalurkan kemih ke kandung kemih. Kandung kemih adalah salah satu kantong berotot yang dapat mengempis dan berdilatasi, terletak di belakang simpisis pubis. Kandung kemih memiliki 3 muara antara lain dua muara ureter dan satu muara uretra. Dua fungsi kandung kemih adalah sebagai tempat penyimpanan kemih dan mendorong kemih keluar dari tubuh melalui uretra. Uretra adalah saluran kecil yang dapat mengembang, yang berjalan dari kandung kemih sampai keluar tubuh. Panjangnya pada wanita sekitar 4 cm dan pada pria sekitar 20 cm.




Pengaruh Hormon Steroid Adrenokorteks
Mineralokortikoid yang berasal dari kelenjar adrenal seperti aldosteron akan meningkatkan reabsorpsi Na+ tubulus yang berkaitan dengan sekresi K+ dan H+ dan juga reabsorpsi Na+ bersama-sama dengan Cl-. Bila hormon-hormon ini disuntikkan ke hewan yang telah mengalami adrenalektomi, akan didapat masa laten 10-30 menit sebelum pengaruhnya pada reabsorpsi Na+ menjadi nyata, karena diperlukan beberapa saat untuk mengubah sintesis protein melalui hormon tersebut terhadap DNA. Mineralkortikoid juga mungkin mempunyai pengaruh cepat yang diperantarai membrane. Tetapi pengaruh ini tidak jelas dalam arti ekskresi Na+ pada binatang percobaan yang utuh. Mineral okortikoid ini terutama bekerja pada duktus koligentes didaerah korteks.
Pada sindrom Liddle, terjadi mutasi gen yang mengode sub unit ß, dan kadang-kadang sub unit γ ENaC, yang menyebabkannnya menjadi lebih aktif di ginjal. Keadaan ini menimbulkan retensi Na+ dan hipertensi.
Ketika memasuki suatu sel epitel tubulus, aldosteron bergabung dengan suatu protein reseptor; dalam beberapa menit gabungan ini berdifusi kedalam nucleus, tempat ia menggiatkan molekul DNA untuk membentuk satu jenis atau lebih messenger RNA. Dianggap bahwa RNA tersebut kemudian menyebabkan pembentukan protein pengangkut atau enzim protein yang perlu untuk proses transport natrium dan kalium.

Efek Hormon Antidiuretik pada Kecepatan Ekskresi Volume Cairan
Bila hormon antidiuretik berlebihan disekresikan oleh sistem hipotalamikus-hipofisis posterior, sekresi ini menyebabkan suatu efek akut untuk menurunkan pengeluaran volume urine. Alasannya bahwa hormon antidiuretik menyebabkan peningkatan reabsorpsi dari duktus koligens dan mungkin pula sedikit peningkatan reabsorpsi dalam bagian akhir tubulus distalis. Oleh karena itu, makin sedikit vlume urine yang dieksresikan; sebaliknya urine yang diekskresikan tersebut sangat pekat. Tetapi, bila hormone antidiuretik berlebihan disekresikan untuk jangka waktu lama, efek akut penurunan produksi urine tidak berlangsung terus.
Mekanisme peningkatan reabsorsi air oleh hormone antidiuretik. Mekanisme tepat hormone antidiuretik meningkatkan reabsorpsi air oleh tubulus koligens tidak diketahui. Meskipun demikian, beberapa fakta yang telah ditetapkan mengenai mekanisme tersebut adalah sebagai berikut: Perangsangan sel epitel oleh tubulus koligens oleh hormone antidiuretik menggiatkan enzim adenil siklase di dalam membrane sel epitel pada sisi peritubular sel ini, dan ini menyebabkan pembentukan adenosin monofosfat siklik (AMP siklik) di dalam sitoplasma sel. Peningkatan AMP siklik tersebut kemudian disertai untuk alasan yang belum diketahui dengan sangat meningkatnya permeabilitas membrane lumen sel epitel terhadap air, ini sebaliknya bertanggung jawab untuk peningkatan reabsorpsi air oleh tubulus koligens.

Pengaruh hormone antidiuretik terhadap kadar urea
Bila konsentrasi hormone antidiuretik tinggi didalam darah, maka sejumlah besar urea akan diabsorbir kedalam cairan medulla dari duktus koligens medulla dalam. Alas an untuk ini; bila ada hormone antidiuretik, maka duktus koligen dibagian dalam medulla menjadi permeable secara moderat bagi urea. Akibatnya, konsentrasi urea dalam cairan interstisial medulla meningkat sehinga hamper sama dengan konsentrasi didalam duktus koligen. Pada manusia, selama stimulasi hormone antidiuretik yang maksimum, ini bias sampai setinggi 400-500 mOsm. Per liter, yang jelas sangat meningkatkan osmolalitas cairan interstisial bagian dalam medulla. Mekanisme pemekatan solute ini bertanggung jawab bagi hiperosmolalitas.

Ringkasan Pengaturan Ekskresi Volume Cairan
Beberapa faktor-faktor menyebabkan perubahan akut luar biasa dalam produksi urine. Misalnya penurunan akut volume urine yang disebabkan oleh hormone antidiuretik atau peningkatan akut produksi urine yang disebabkan oleh peningkatan muatan osmotik tubulus. Meskipun demikian, dalam periode waktu lebih lama yang terpenting adalah peningkatan dalam pengeluaran yang disebabkan oleh peningkatan tekanan arteri, suatu efek yang kelihatannya disokong secara tak terbatas.

Syndrome Sekresi Antidiuretik yang tidak tepat
Jenis-jenis tumor tertentu, terutama tumor bronkogenik paru atau tumor daerah basal otak, sering menghasilkan hormone antidiuretik atau hrmon yang serupa. Keadaan ini disebut sindroma sekresi antidiuretik yang tidak tepat. ADH atau hormone antidiuretik berlebihan biasannya hanya menyebabkan sedikit peningkatan volume cairan ekstra sel, malahan efek utamanya menurunkan konsentrasi natrium cairan ekstra sel secara ekstrim. Mula-mula produksi urine turun dan volume darah meningkat. Mekanisme dasar untuk pengaturan volume darah semakin giat dan menimbulkan peningkatan tekanan arteri yang justru meningkatkan produksi urin. Selanjutnya urin yang diekskresikan sangat pekat karena kecenderungan ginjal untuk menahan air.


DAFTAR PUSTAKA
Ganong, William F. 1999. Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C. 1976. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC
http://www.emedicine.com/polipeptida hormon.html.
http://www.google.co.id/katabolisme polipeptida hormon.html.
http://www.wikipedia.com/polipeptida hormon.html

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger