Sunday, November 20, 2011

LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira yang menyerang hewan dan manusia.Bakteri ini berbentuk spiral dan dapat hidup didalam air tawar selama lebih kurang satu bulan. Tetapi dalam air laut, air selokan dan air kemih yang tidak diencerkan akan cepat mati.
Kewaspadaan harus lebih di musim hujan ini sebab genangan air merupakan media pertumbuhan dan penyebaran yang subur bagi penyakit leptospirosis.

Cara penularan
Manusia terinfeksi bakteri leptospira melalui kontak dengan air, tanah atau tanaman yang telah dikotori oleh air seni hewan penderita leptospirosis. Bakteri masuk kedalam tubuh manusia melalui selaput lendir(mukosa) mata, hidung, kulit yang lecet atau makanan yang terkontaminasi oleh urin hewan terinfeksi leptospirosa. Masa inkubasi dari bakteri ini adalah selama 4 – 19 hari.
Leptospirosis dapat ditularkan kepada orang lain misalnya penularan lewat kelamin atau air susu ibu, meskipun jarang. Kuman Leptospira dapat ditularkan lewat air seni selama berbulan-bulan setelah terkena. Seseorang dapat tertular leptospirosis lebih dari satu kali karena terdapat banyak jenis kuman Leptospira yang berlainan. Hal ini memungkinkan seorang terkena jenis yang lain dan mendapat Leptospirosis lagi.
Bakteri ini hidup dan dalam tubuh hewan liar (tikus, tupai, landak, kelelawar ), hewan ternak/peliharaan (ayam, kambing, domba, kuda, babi, kucing, anjing) tapatnya di dalam ginjal hewan dan dikeluarkan melalui air seni . Hewan yang terjangkit penyakit ini pada umumnya tidak menunjukkan gejala, hanya berkurangnya nafsu makan.
Pada kasus-kasus awal mungkin dokter tidak menduga ada leptospirosis. Penyakit ini tidak lazim dan mungkin terlupakan, sebab belum tercatat ada jangkitannya di Jakarta. Itu sebab pada kasus-kasus awal bisa bisa jadi dokter luput mendiagnosis, sehingga pasien terlambat diberi antibiotika. Jika terlambat diobati, komplikasi leptospirosis merusak ginjal, selain hati dan otak.
Seorang dokter mungkin mencurigai Leptospirosis pada seorang yang bergejala, biasanya 1-2 minggu setelah terkena. Peneguhan penyakit ini biasanya dengan contoh darah yang akan menyatakan apakah terkena kuman ini. Untuk diagnosa pada umumnya diperlukan 2 kali contoh darah selang 2 minggu. Ada kalanya kuman bisa dibiakkan dari darah, cairan tulang punggung ke otak dan air seni.

Gejala klinis leptospirosis
Stadium pertama
• Demam tinggi, menggigil
• Sakit kepala
• Malaise (Lesu/Lemah)
• Muntah
• Konjungtivitis (radang mata)
• Rasa nyeri otot betis dan punggung
• Gejala gejala diatas akan tampak antara 4 – 9 hari
Stadium kedua
• Terbentuk antibodi di dalam tubuh penderita
• Gejala yang timbul lebih bervariasi dibandingkan dengan stadium pertama
• Apabila deman dan gejala gejala lain timbul, kemungkinan akan terjadi meningitis
• Stadium ini terjadi biasanya antara minggu kedua dan keempat
Gejala leptospirosis menjadi lebih berat jika tidak diobati atau obatnya salah alamat. Selain komplikasi ke hati menimbulkan gejala penyakit kuning, komplikasi ke selaput otak menimbulkan gejala nyeri kepala, kejang-kejang, leher kaku, dan penurunan kesadaran. Komplikasi ke ginjal umumnya bersifat fatal. Angka kefatalan penyakit leptospirosis mencapai 5 persen, artinya 5 dari setiap 100 kasus bisa tewas.

Komplikasi leptospirosis
• Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke 4 dan ke 6
• Pada Ginjal : Gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian.
• Pada Jantung : Berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak
• Pada paru paru : Batuk darah, nyeri dada, sesak napas
• Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernapasan, saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva )
• Pada kehamilan : Keguguran, prematur, bayi lahir cacat dan lahir mati

Pencegahan
• Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar terhindar dari tikus
• Mencuci tangan, dengan sabun sebelum makan
• Mencuci tangan, kaki serta bagian tubuh lainnya dengan sabun setelah bekerja di sawah/ kebun/ sampah/ tanah/ selokan dan tempat tempat yang tercemar lainnya
• Melindungi pekerja yang beresiko tinggi terhadap Leptospirosis ( petugas kebersihan, petani, petugas pemotong hewan dan lain lain ) dengan menggunakan sepatu bot dan sarung tangan.
• Menjaga kebersihan lingkungan
• Menyediakan dan menutup rapat tempat sampah
• Membersihkan tempat tempat air dan kolam kolam renang.
• Menghindari adanya tikus didalam rumah atau gedung.
• Menghindari pencemaran oleh tikus.
• Melakukan desinfeksi terhadap tempat tempat tertentu yang tercemar oleh tikus.
• Meningkatkan penangkapan tikus .

Pengobatan
• Pengobatan dini sangat menolong karena bakteri Leptospira mudah mati dengan antibiotik yang banyak dipasaran, seperti : Penicillin dan turunannya (Amoxylline)
• Streptomycine, Tetracycline, Erytromycine, Doxycycline
• Segera berobat ke dokter terdekat

Usulan untuk Penanganan Masalah
Cara Pencegahan
• Kuman leptospira mampu bertahan hidup bulanan di air dan tanah, dan mati oleh desinfektans seperti lisol.
Maka upaya "lisolisasi" seluruh permukaan lantai , dinding, dan bagian rumah yang diperkirakan tercemar air kotor banjir yang mungkin sudah berkuman leptospira, dianggap cara mudah dan murah mencegah "mewabah"-nya leptospirosis.
Selain sanitasi sekitar rumah dan lingkungan, higiene perorangannya dilakukan dengan menjaga tangan selalu bersih. Selain terkena air kotor, tangan tercemar kuman dari hewan piaraan yang sudah terjangkit penyakit dari tikus atau hewan liar. Hindari berkontak dengan kencing hewan piaraan.
Biasakan memakai pelindung, seperti sarung tangan karet sewaktu berkontak dengan air kotor, pakaian pelindung kulit, beralas kaki, memakiai sepatu bot, terutama jika kulit ada luka, borok, atau eksim. Biasakan membasuh tangan sehabis menangani hewan, trenak, atau membersihkan gudang, dapur, dan tempat-tempat kotor.
Hewan piaraan yang terserang leptospirosis langsung diobati , dan yang masih sehat diberi vaksinasi. Vaksinasi leptospirosis tidak berlaku bagi manusia. Di AS sejak Desember 2000 lalu, ada anjuran bagi orang yang berisiko terjangkit leptospirosis diberikan seminggu antibiotika (dipilih golongan doxycycline) sebagai upaya pencegahan.
Tikus rumah perlu dibasmi sampai ke sarang-sarangnya. Begitu juga jika ada hewan pengerat lain. Jangan lupa bagi yang aktivitas hariannya di peternakan, atau yang bergiat di ranch. Kuda, babi, sapi, bisa terjangkit leptospirosis, selain tupai, dan hewan liar lainnya yang mungkin singgah ke peternakan dan pemukiman, atau ketika kita sedang berburu, berkemah, dan berolahraga di danau atau sungai.
Leptospirosis tidak menular langsung dari pasien ke pasien. Kencing hewan berpenyakit leptospirosis di air, makanan, dan tanah, yang menjadi ajang penularan penyakit hewan ini terhadap tubuh manusia.
Waspadai Leptospira di Gudang Makanan
• Kebersihan perorangan menentukan terjangkit tidaknya seseorang di tengah ancaman lingkungan rumah sehabis banjir.
Jika tangan tidak dibasuh sebelum memegang makanan, kuman dalam kencing tikus yang terbawa air banjir memasuki rumah bisa mencemari jemari tangan. Dengan cara begitu kuman leptospira memasuki tubuh manusia.
Bisa juga terjadi, makanan dan minuman sendiri sudah tercemar kencing tikus berpenyakit. Makanan minuman di gudang, di warung-warung, toko kelontong, supermarket, dan dapur berpeluang dikencingi tikus. Jika tikusnya berleptospira, kencing yang mencemari makanan minuman kita itu yang akan menularkan penyakitnya.
Jika tidak secara langsung tertelan atau terminum, kemungkinan kencing yang mencemari tutup minuman kaleng, misalnya. Kita terbiasa menenggak langsung setelah membuka tutup kaleng minuman tanpa membersihkannya lebih dulu. Berarti kencing yang berkuman leptospira di penutup kaleng itu langsung tertelan.
Kemungkinan lain dari gula pasir. Jika karung goni gula pasir juga dikencingi tikus berpenyakit, dan itu bisa terjadi semasih di gudang, ada bagian gula pasir yang tercemar kuman leptospira. Kalau gula pasir berkuman ini dikonsumsi mentah bisa berpotensi menimbulkan leptospirosis.

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger