Saturday, May 28, 2011

MDMA (methylenedioxymethamphetamine)

MDMA atau yang umumnya dikenal sebagai ekstasi memiliki struktur kimia dan pengaruh yang mirip dengan amfetamin dan halusinogen. Ekstasi biasanya berbentuk tablet berwarna dengan disain yang berbeda-beda. Ekstasi bisa juga berbentuk bubuk atau kapsul.


Seperti kebanyakan obat terlarang, tidak ada kontrol yang mengatur kekuatan dan kemurnian salah satu jenis narkoba ini. Bahkan tidak ada jaminan bahwa sebutir ekstasi sepenuhnya berisi ekstasi. Seringkali ekstasi dicampur dengan bahan-bahan berbahaya lainnya dengan tujuan memperkuat efek, misalnya atropin. Hal ini sangat berbahaya karena toksisitasnya juga meningkat.
MDMA (methylenedioxymethamphetamine) atau Ekstasi memiliki efek sebagai berikut:
Efek jangka pendek penggunaan ekstasi:
• Euphoria dan perasaan senang
• Perasaan lebih dekat dengan orang lain
• Peningkatan kepercayaan diri
• Kurang bisa menahan diri
• Pengunyahan lidah dan pipi
• Gigi menggertak
• Mulut kering
• Temperatur tubuh meningkat
• Mual dan gelisah
• Berkeringat
• Susah tidur

Efek pada penggunaan dosis tinggi dan jangka panjang:
• Kerusakan saraf (Neurotoksik)
• Permasalahan ingatan dan kognitif
• Depresi (Anonymous1, 2009)

Ekstasi dapat menyebabkan efek yang berbeda, tergantung pada seberapa banyak yang kita konsumsi, ukuran tubuh, berat, dan kesehatan secara keseluruhan. Ekstasi mengubah perasaan kita. Ekstasi dapat membuat kita merasa lebih baik, tetapi juga dapat membuat kita merasa gelisah dan gugup, memberikan energy selama beberapa jam. Dalam jumlah besar obat ini dapat menyebabkan halulsinasi. Banyak orang telah merasakan efek buruk dari ekstasi dan meninggal setelah mengkonsumsinya. Tergantung dosisnya, ekstasi mulai bekerja dalam waktu 60 menit. Efek paling kuat diberikan setelah pemberian 2 jam pertama, dan menghilang setelah 12 jam. Setelah efeknya menghilang, maka kita akan merasakan sakit kepala dan merasa seperti terbakar dan sangat lelah. Depresi merupakan halyang umum (Anonymous2, 2009).

Mekanisme aksi utama dari MDMA adalah dengan menstimulasi sistem syaraf pusat dan melepaskan noradrnalin dengan cepat dan singkat dari ujung adrenergik perifer menyebabkan efek simpatomimetik. Penemuan terbaru menyatakan bahwa mekanisme kerja dari MDMA ini berkaitan dengan ‘efek pengurasan serotonin (serotonin-depletion effect)’ yang menyebabkan sindrom serotonin(Lee, 2009).

Referensi
Anonymous1. 2009. Alcohol and Other Drug Use in Aviation. Available at www.casa.gov.au/aod. [Accessed on 25 May 2009]
Anonymous2. 2009. Ecstasy. Available at www.drugs.indiana.edu/publications/factline/ecstasy.pdf. [Accessed on 25 May 2009]
Lee, K.C. 2009.Pharmacology of MDMA, Ketamine, and Amphetamine. Available at www.hkma.org/download/lecturenote/LeeKC-Eng.pdf. [Accessed on 25 May 2009]

0 comments:

Post a Comment

 
Powered by Blogger